Beton menjadi salah satu bahan pembangunan yang sering sekali digunakan, seperti yang pondasi, untuk membuat jembatan penyebaran, pembuatan jalan, dan masih banyak lagi. Pemilihan beton terbaik, sangat berpengaruh pada kualitas pembangunan. Untuk dapatkan beton dengan kualitas terbaik maka bisa menggunakan batching plant.
Apa itu batching plant? Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut maka dapat simak ulasan lengkapnya berikut ini. Langsung saja simak penjelasan lengkapnya berikut.
Daftar isi konten:
Mengenal Batching Plant
Istilah batching plant mungkin tak terdengar asing bagi Anda yang bekerja dalam bidang kontruksi bangunan. Sebab alat ini termasuk yang sering dihubungkan pada proses pembangunan.
Nah, batching plant adalah suatu alat kontruksi digunakan untuk pembuatan beton ready mix siap digunakan. Ya, alat ini digunakan untuk mencampur berbagai material seperti pasir, air, semen, dan agregat lainnya menjadi sebuah campuran beton yang siap digunakan.
Dengan alatnya ini, maka proses pembuatan beton bisa lebih cepat dan praktis, tak hanya itu saja tapi juga bisa meminimalisir kesalahan dapat terjadi dalam pencampuran bahan yang dilakukan secara manual.
Ada beberapa komponen yang ada pada alat pembuat beton ini. Komponen tersebut adalah cement silo, belt conveyor, aggregate bin, storage bin, mixer, wadah air, weighting system, control system, dan admixture sytem. Setiap komponen memiliki fungsinya masing-masing.
Fungsi Komponen Batching Plant
Setiap komponen yang ada, pastinya memiliki berbagai fungsinya masing-masing. Langsung saja inilah komponen berserta dengan fungsinya.
1. Cement Silo
Ada komponen cement silo yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan pembuat beton seperti pasir, batu pecah, semen dan material lainnya.
2. Belt Conveyor
Selanjutnya untuk komponen ini bertugas mengangkut material pembuatan beton dari silo ke mixer.
4. Aggregate Bin
Aggregate Bin bertugas mengumpulkan agregat kasar dan halus, nantinya akan ditarik oleh belt conveyor menuju ke storage bin.
4. Storage Bin
Storage bin akan memisahkan fraksi agregat menjadi empat, yaitu menjadi agregat kasar, butir halus, butir menengah, hingga fly ash
5. Mixer
Nah, mixer berfungsi mengadu semua material menjadi adonan beton siap digunakan.
6. Wadah Air
Seperti namanya, wadah air menjadi tempat penampungan air dalam pencampuran beton ready mix.
7. Weighting System
Ini berguna untuk menimbang setiap material agar material dapat memiliki porsi yang tepat.
8. Control System
Control System berguna untuk mengontrol setiap sistem operasi batching plant agar semua material dapat bercampur dengan tepat.
9. Admixture System
Admixture System berguna menambahkan bahan seperti retarder atau accelerant dalam campuran adonan beton.
Jadi, dengan berbagai komponen yang ada maka alat ini dapat maksimal dalam menjalankan fungsinya yaitu sebagai alat kontruksi untuk membuat beton dengan kualitas bagus.
Cara Kerja Batching Plant
Secara sederhananya ini bekerja jika berbagai bahan pembuat beton sudah terkumpul, maka alat akan membuat beton ready mix. Nah, lebih jelasnya nantinya bahan pembuat beton akan dibawa oleh truk molen..
Setelah semua bahan masuk ke truk molen, truk akan ke area batching. Nantinya akan ada proses penimbangan material agar mendapatkan jumlah porsi material dengan tepat. Selanjutnya bahan pembuatan akan diarahkan ke mesin pencampur beton.
Mesin pembuat beton akan mencampur bahan tersebut. Jika sudah tercampur, beton akan dikeluarkan, lalu dimuat ke dalam truk molen. Truk molen akan membawa beton siap pakai tersebut ke lokasi proyek. Di lokasi proyek, truk melon menuangkannya di tempat yang ditentukan.
Jika sudah selesai proses pembuatan beton, maka segala peralatan harus dibersihkan secara benar. Termasuk proses pemeliharaannya pun harus benar, sehingga dapat digunakan kembali nantinya.
Syarat Pengoperasian Batching Plant
Sebagai pihak pengoperasian batching plant, Anda harus mengetahui persyaratan dalam pengoperasiannya. Ya, tidak sembarang bisa mengoperasikannya, diperlukan berbagai syarat. Nah, untuk persyaratannya adalah sebagai berikut.
1. Izin Operasional
Sebagai pemilik maka wajib memiliki izin untuk mengoperasikannya. Izin ini dikeluarkan oleh pemerintah setempat. Isi perizinan menunjukan bahwa fasilitas tersebut memenuhi standar keamanan dan standar lingkungan yang ditetapkan.
2. Pendidikan dan Penelitian
Selanjutnya tak kalah penting adalah operator wajib memiliki pengetahuan yang cukup dalam menjalankannya. Baiknya sudah mengikuti pelatihan mengenai keselamatan dengan kerja dan tata cara kerja baik dan benar.
3. Maintenance dan Inspeksi Secara Berkala
Perawatannya juga harus dilaksanakan dengan baik termasuk inspeksi secara berkala. Hal ini dilakukan untuk memastikan komponen yang ada dapat bekerja dengan baik sesuai standar, serta tidak ada masalah kelistrikan yang dapat membahayakan operasional.
4. PEE Sesuai
PEE atau penggunaan peralatan pelindung diri harus sesuai. Seperti operator harus menggunakan helm, sepatu, dan sarung tangan untuk melindungi diri dari bahaya fisik yang dapat terjadi saat pengoperasian.
5. Penanganan Material
Selanjutnya material harus disimpan secara aman dan diatur dengan benar. Hal ini dilakukan agar mencegah kecelakaan dan kerusakan.
6. Lingkungan
Masalah lingkungan seperti pemilihan lingkungan juga harus diperhatikan. Lokasi batching plant harus di lokasi aman, dan jauh dari pemukiman. Pemilihan lokasi yang tepat dilakukan agar tidak menggangu kesehatan serta keamanan warga sekitar.
7. Perizinan Kendaraan
Selanjutnya masalah perizinan kendaraan. Kendaraan yang memuat beton harus memiliki izin dan dokumen lengkap yang diperlukan.
Janis Batching Plant
Berbagai jenisnya adalah sebagai berikut.
1. Mobile
Untuk jenis ini dirancang agar dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Nah, biasanya juga jenis mobile lebih diperuntukkan untuk proyek kecil dengan produksi beton rendah.
2. Stationary
Ada juga jenis yang dirancang untuk dipasang pada satu tempat dan digunakan untuk produksi dalam jumlah besar. Stationary pun memiliki kapasitas lebih tinggi dibandingkan dari jenis mobile.
3. Dry Mix
Ini adalah jenis yang menghasilkan beton kerung. Bahan akan dicampur terlebih dahulu sebelum ditambah air pada proses produksi.
4. Wet Mix
Wet Mix menghasilkan beton basah. Material beton akan dicampur dengan air saat proses produksi.
Kelebihan dan Kekurangannya
Informasi lainnya yang perlu diketahui adalah seputar kelebihan serta kekurangannya. Langsung saja berikut adalah beberapa kelebihan dan Kekurangannya.
Kelebihan
Untuk kelebihannya sebagai berikut ini
- Beton yang dihasilkan bisa menjadi beton dengan kualitas bagus
- Karena bisa mempercepat pembuatan beton, maka memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas
- Dapat meminimalisasi kesalahan pembuatan beton manual
- Keamanan kerja meningkatkan
Kekurangan Batching Plant
Untuk kekurangannya adalah sebagai berikut.
- Biaya awal relatif tinggi
- Butuh perawatan rutin
- Butuh lahan besar
Penutup
Anda bisa mendapatkan beton berkualitas dengan batching plant. Batching Plant merupakan alat kontruksi bangunan yang digunakan untuk membuat beton ready mix. Singkatnya berbagai bahan pembuat beton akan dicampur pada alat ini dengan komposisi yang tepat, dibantu dengan berbagai komponen pada alat dengan fungsinya masing-masing.
Perlu diketahui juga jika operator batching plant harus memenuhi berbagai syarat, mulai dari memiliki izin operasional, pengetahuan dan pendidikan cukup, Maintenance dan Inspeksi Secara Berkala, PEE sesuai, lingkungan memadai, serta memiliki izin kendaraan.