Dalam dunia konstruksi, pengetahuan akan berat jenis beton memang wajib dimiliki. Secara umum, berat jenis atau masa jenis mengindikasikan ukuran seberapa banyak beton per meter kubik. Tentu saja angkanya tergantung dari berbagai faktor seperti jenis campuran atau bahan yang dipakai.
Ketika beton semakin berat, maka struktur akan cenderung lebih kuat. Sementara itu, jika bobotnya lebih ringan maka akan jauh lebih mudah saat hendak dipindahkan. Dengan mengetahui berat jenis, maka efisiensi penggunaan bahan bisa dimaksimalkan.
Daftar isi konten:
Pentingnya Pengetahuan Masa Jenis Beton dalam Konstruksi
Seperti telah dijelaskan di bagian sebelumnya, pengetahuan akan hal ini sangat penting terutama di dalam dunia konstruksi. Pasalnya, bidang pembangunan memang dituntut untuk presisi dan teliti dalam melakukan perhitungan serta perencanaan.
Ketika terjadi kesalahan dalam perencanaan, maka hampir bisa dipastikan proyek tidak akan berjalan dengan baik. Anda bisa saja dipaksa mengeluarkan biaya tambahan ataupun hasil tidak maksimal karena racikannya kurang baik.
Pengetahuan massa jenis akan membantu dalam perhitungan berapa banyak beton dibutuhkan di dalam sebuah proyek konstruksi agar berjalan efisien. Tentu saja semua itu harus mematuhi standar yang berlaku. Dengan kata lain, pemilihan bahan secara tepat akan menentukan kekuatan bahkan keselamatan sebuah bangunan.
Faktor Penentu Berat Jenis
Perlu diketahui bahwa terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi masa jenis bahan ini. Berikut adalah beberapa di antaranya.
1. Jenis dan kepadatan agregat
Faktor yang pertama adalah jenis serta kepadatan agregat. Secara garis besar, ketika agregat lebih ringan seperti busa kaca atau sebagainya, maka bahan tersebut akan menghasilkan berat jenis lebih ringan. Sementara itu, saat agregat semakin padat, justru hasilnya akan sebaliknya.
2. Komposisi bahan
Kemudian, komposisi juga turut berpengaruh seperti seberapa banyak porsi air, agregat, dan juga semen. Apabila agregat di dalam komposisinya semakin banyak, maka nilai berat akan semakin rendah. Begitu juga dengan sebaliknya.
3. Kandungan air dan kondisi pencampuran
Dalam dunia konstruksi terutama ketika meracik bahan bangunan, komposisi atau kandungan air memegang peran sangat penting. Hal tersebut juga dapat berpengaruh pada berat nantinya. Semakin banyak air dipakai, maka berat jenis akan semakin rendah. Di sisi lain, kondisi pencampuran yang lebih cepat dapat menghasilkan beton lebih berat.
4. Kondisi lingkungan
Tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi lingkungan seperti kelembapan udara juga termasuk salah satu faktor penentunya. Ketika kelembapan udara relatif tinggi, hal tersebut akan membuat beton menyerap lebih banyak air sehingga berat jenisnya meningkat. Selain kelembapan, suhu juga dapat mempengaruhi kecepatan reaksi kimia dalam proses pencampuran bahan.
Daftar Berat Jenis Beton
Sebagai sumber referensi, berikut ini adalah beberapa gambaran terkait berbagai berat jenis beton berdasarkan macamnya. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa angka tersebut bukan sebuah nilai mutlak. Artinya, nilainya bisa berbeda-beda tergantung dari faktor-faktor di atas.
- Normal di kisaran 2200 hingga 2500 kg/m3
- Ringan di kisaran 1600 hingga 2000 kg/m3
- Berpori di kisaran 300 hingga 1850 kg/m3
- Berpori lautan di kisaran 600 hingga 1800 kg/m3
- Tinggi berada di kisaran 2500 hingga 2800 kg/m3
- Polimer di kisaran 1800 hingga 2000 kg/m3
- Serat di antara 2200 hingga 2500 kg/m3
- Aspal beton di kisaran 2350 hingga 2500 kg/m3
- Silica Fume Beton sekitar 1900 hingga 2600 kg/m3
- Fly Ash sekitar 1900 hingga 2500 kg/m3
- Sulphur sekitar 1600 hingga 1800 kg/m3
- Tahan Api sekitar 1000 hingga 2200 kg/m3
- Pengisi sekitar 2000 hingga 2500 kg/m3
- Konduktif antara 2000 sampai 2500 kg/m3
- Pra Cetak antara 2200 sampai 2500 kg/m3
- Geopolimer sekitar 1900 hingga 2400 kg/m3
- Bertulang sekitar 2400 kg/m3
Metode Pengukuran
Untuk mengukur masa jenisnya, Anda bisa menggunakan berbagai metode, mulai dari Archimedes hingga Ultrasonik. Agar lebih jelas, silakan perhatikan beberapa poin di bawah ini dan pilih cara mana yang paling mudah dipakai.
1. Metode silinder dan kerucut
Pertama, ada metode bernama silinder dan kerucut. Sesuai dengan namanya, metode ini menggunakan alat bantu khusus yang berbentuk silinder serta kerucut. Tujuan penggunaan alat tersebut adalah untuk mengukur tingkat kepadatan beton.
Untuk melakukannya, Anda perlu menuangkan bahan pada silinder. Setelah itu, tunggu bahan tersebut sampai mengeras. Ketika sudah mengeras, maka kerucut akan ditempatkan di bagian atas silinder kemudian beratnya diukur. Perbedaan berat antara silinder dan kerucut akan didapatkan kepadatan beton.
2. Metode Archimedes
Selanjutnya, ada juga metode Archimedes. Secara garis besar, metode tersebut merupakan pengukuran beton yang akan ditimbang di udara terlebih dahulu. Selanjutnya, penimbangan akan dilakukan kembali setelah sepenuhnya direndam di air. Hasil akan didapatkan dari perbedaan berat beton ketika berada di udara dengan di air.
3. Metode timbangan balon
Untuk melakukan metode ini, pertama-tama silakan isi balon menggunakan udara lalu ukur beratnya. Setelah itu, isi balon menggunakan beton dan ukur kembali beratnya. Perbedaan berat antara balon berisi beton dan udara dapat digunakan untuk menghitung masa jenis beton.
4. Metode ultrasonik
Terakhir adalah metode ultrasonik. Ultrasonik memang kerap diaplikasikan di berbagai bidang, termasuk konstruksi salah satunya. Pada prinsipnya, metode ini akan mengirimkan gelombang suara pada beton kemudian dihitung berapa lama waktu dibutuhkan untuk memantul kembali ke alat.
Dari cara di atas, maka akan didapatkan kecepatan suara beserta waktu pantulan. Data tersebut nantinya akan dipakai untuk menghitung masa jenisnya secara tepat. Biasanya metode ultrasonik kerap digunakan dalam pengujian kualitas beton berbagai proyek.
Rumus dan Cara Menghitung
Di bagian sebelumnya, Anda sudah mempelajari beberapa metode penghitungan masa jenis. Selanjutnya, sebagai pelengkap pengetahuan, berikut akan diberikan berbagai rumus dapat digunakan dalam perhitungannya.
1. Berat total dibagi volume total
Rumus pertama yang dapat digunakan adalah dengan membagi berat total dengan volume total. Berat total ini termasuk pengisi, air, semen, dan agregat. Bisa dibilang rumus ini paling banyak digunakan meskipun tidak jarang juga orang menggunakan cara lain.
2. Masa dibagi volume
Hampir mirip dengan sebelumnya, masa jenisnya juga dapat dicari menggunakan rumus masa beton dibagi dengan volume beton. Jadi, dapat dilihat perbedaannya terletak pada penggunaan berat total dan juga masa.
3. Berat bahan pengisi dibagi volume campuran
Berikutnya, Anda juga dapat menghitung dengan rumus berat bahan pengiri seperti kerikil, batu pecah, dan pasir dibagi volume total campuran. Metode ini bisa menjadi alternatif untuk menentukan nilai yang lebih akurat.
4. Pembagian masing-masing bahan
Rumus terakhir bisa dikatakan lebih detail dibandingkan sebelumnya. Pasalnya, Anda perlu membagi berat semen dengan volumenya, kemudian ditambah berat air dibagi volumenya, lalu ditambah berat agregat dibagi volumenya.
Setelah menyimak pembahasan di atas, kini Anda sudah mengetahui berbagai metode dalam pengukuran berat jenis beton. Bahkan, ada juga bermacam-macam rumus bisa diaplikasikan dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Ketika selesai melakukan perhitungan, Anda bisa mencocokkan dengan daftar yang sudah diberikan di bagian sebelumnya. Dengan penghitungan secara akurat, maka penggunaan bahan akan menjadi jauh lebih efisien.